Sebuah Kepastian

Bismollahirrohmanirrohim ......
Dihangatnya duha ini mari bersama kita ingat - ingat kembali perjanjian yang telah kita ikrar kan ketika 40 hari berada dalam kandungan orang tua kita. kapankah kita akan kembali? ............

Marilah kita sama - sama saling mengingatkan, manusia sejatinya amatlah sombong terhadap segala pinjaman yang allah pinjamkan padanya. Kitalah manusia itu, kita berjalan dibumi Allah SWT dengan sangat angkuh, sedangkan kita berjalan menggunakan kaki yang Allah pinjamkan. Kita melihat rendah pada manusia lain sedangkan kita memandang menggunakan mata yang Allah pinjamkan. Kita mencibir dan membuka aib orang lain dengan peuh kedengkian dan kepuasan sedangkan mulut yang kita gunakan sejatinya hanyalah pinjaman. Kita letakan tangan kita setinggi - tingginya dan enggan saling memberi seolah - olah rezeki yang kita miliki hanyalah miliki kita, sedangkan tangan yang kita gunakan untuk mencari rezeki sejatinyapun hanyalah pinjaman. Bagaimana mungkin kita mengatakan bahwa uang yang kita miliki adalah milik kita jika sejatinya segala sesuatu yang kita gunakan untuk mencarinya adalah pinjaman? 

Manusia hanyalah mahluk abstrak yang tak berbentuk, hanya karna belas kasih Allah SWT kita semua memiliki beragam rupa. Maka, tak ada yang kita miliki, sama sekali tidak ada. Sosok manusia yang sesungguhnya adalah segumpal daging lunak yang dilindungi oleh rusuk - rusuk rapuh. Padanya dapat kita kenali siapa manusia sesungguhnya, siapa kita sesungguhnya. Karna wajah, tangan, kaki dan segala sesuatu yang selama ini kau anggap milikmu bukanlah milikmu. Tak ada satupun hingga nanti ketika saat perjanjian pengembalian segala sesuatu yang dipinjamkan tiba. 

Munculah pertanyaan baru, kapan waktu itu akan kita jumpai sahabat? sesuai perjanjian kita masing - masing. Kapan?? kapan??? dan kapan??? tentunya kita masih sangat ingat pesan dan kesepakatan kita selama kita bersiap untuk melihat dunia. Sayangnya, ketika cahaya itu muai tampak rasa penasaran itu semakin melekat dan cahaya itu semakin jelas, tak sabar sekali rasanya ingin melihat ada apa dibalik cahaya itu, hingga akhirnya cahaya itu sangat menyialaukan dan membuat kita buta, tuli akan semua kesepakatan yang kita ucapkan dengan lisan kita sendiri. Celakanya hingga hari ini kitapun masih tetap lupa. Sedangkan Allah SWT telah berkali - kali mengucapkan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Karna itulah sahabat sekalian mari kita renungkan kembali, sejatinya apa yang telah kita lakukan didunia ini? apa tujuan dari banyak hal yang kita lakukan selama ini? apa yang sedang kita kejar selama ini padahal kematian sedang mengejar - ngejar kita. Kemanapun kita pergi jika saat itu tiba maka tak akan dapat kita menghindar. Meski setiap 24 menit sekali malaikat maut mengunjungi kita tapi tetap saja kita lah manusia itu, mahluk yang hawa nafsunya sangat besar, mahluk yang sangat mudah lupa, mahluk yang senantiasa lupa akan kepastian yang telah menantinya sebuah KEMATIAN.aie

0 komentar:

Posting Komentar